Penelitian yang membahas tentang hubungan stres dan sistem daya tahan tubuh atau dikenal dengan sistem imun tubuh sudah semakin banyak dilakukan. Sejak berkembangnya ilmu Psikoneuroimunologi yaitu suatu ilmu yang mengaitkan hubungan antara ilmu psikologi, saraf dan imunologi, maka kondisi yang berhubungan dengan hal ini sudah semakin sering diteliti.
Psikoneuroimunologi menekankan pada pembuktian-pembuktian terkait dengan sistem imun tubuh dan hubungannya dengan stres yang terjadi pada orang tersebut. Disebutkan, banyak sekali dampak stres terhadap sistem imun tubuh manusia yang mengakibatkan seseorang lebih rentan mengalami gangguan penyakit terkait dengan sistem imun tubuh.
Beberapa waktu lalu, saat hari kedua kongres dunia International College of Psychosomatic Medicine di Seoul, Korea Selatan, pembicara Prof Christopher Coe dari Universitas Wisconsin, Amerika Serikat menerangkan kembali tentang Psikoneuroimunologi dalam kuliahnya yang berjudul "All Roads Lead To Psychoneuroimmunology"
Dalam kuliahnya Prof Coe mengatakan bahwa sudah semakin banyak penelitian dan fakta yang menggambarkan keterlibatan stres dalam mempengaruhi sistem imun manusia. Beberapa penyakit yang dihubungan dan ditekankan saat kuliah tersebut adalah pada asma dan fibromialgia.
Asma kita ketahui sebagai suatu gangguan penyakit pernapasan yang melibatkan sel-sel radang dan imun sistem dalam tubuh. Penyakit yang tidak bisa disembuhkan ini (hanya bisa dikendalikan) sangat terkait dengan peranan sistem imun dan stres yang bisa memicu terjadinya serangan.
Fibromialgia sendiri merupakan suatu kondisi gangguan penyakit yang menekankan keluhannya pada nyeri di berbagai bagian tubuh dan suasana perasan yang tidak nyaman terkait dengan kondisi ini. Gangguan nyeri yang lebih banyak terdapat pada wanita ini belakangan semakin diteliti mempunyai dampak yang berhubungan dengan sistem stres dan imun tubuh.
Kondisi yang terkait sistem imun pada pasien dengan gangguan fibromialgia terkait dengan penurunan kadar sel yang disebut Natural Killer (NK), Sitokon dan Interleukin. Kondisi seperti ini juga ditemukan pada pasien dengan depresi.
Tidak heran gejala-gejala depresi dan cemas juga merupakan salah satu tanda kondisi fibromialgia. Fibromialgia sendiri memang dikenal dulunya lebih kepada suatu kumpulan gejala (sindrom) yang melibatkan berbagai macam keluhan. Kondisi sindrom yang juga sering tumpang tindih dengan berbagai kondisi lain seperti di antaranya gangguan somatoform (psikosomatik), gangguan nyeri, gangguan depresi dan gangguan lelah berkepanjangan (chronic fatigue syndrome).
Pada akhir kuliahnya, Prof Coe mengatakan masih banyak terbuka lahan penelitian di bidang ini dan tentunya akan makin banyak pengetahuan yang masih bisa diperoleh dengan mempelajari stres dan hubungannya dengan sistem imun tubuh manusia. (fz/kompas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar