Obsesi manusia untuk membuat hujan buatan terus berlanjut. Kini, para peneliti mengatakan bahwa mereka bakal bisa menciptakan titik-titik air dengan menggunakan sinar laser berkekuatan tinggi.
Menggunakan teknik yang disebut dengan laser-assisted water condensation (pengembunan air dibantu laser), tim peneliti dari Inggris tersebut juga bisa mengungkap rahasia siklus air dan membantu manusia memutuskan kapan dan di mana hujan bisa diturunkan.
Teknik ini terbilang segar dan "aman". Sebelumnya, ide membuat hujan buatan dengan teknik "mengumpan awan" dipandang tidak ramah lingkungan. Pasalnya, partikel kimia yang digunakan dalam proses itu (es kering dan perak iodida) dianggap tidak ramah lingkungan. Sementara teknik laser ini menggunakan tingkat kelembapan dan kondisi atmosfer yang alami untuk menciptakan titik-titik air.
"Laser bisa digunakan secara terus-menerus, mudah diarahkan, dan tidak menyebarkan perak iodida dalam jumlah banyak ke atmosfer," kata ahli fisika Jerome Kasparian dari University of Geneva. Teknik ini, imbuhnya, juga memungkinkan kita menghidup-matikan laser kapan pun kita mau, memudahkan dalam mengevaluasi dampak-dampaknya.
Tim peneliti melakukan percobaan dengan laser ini di tepi Sungai Rhone, dekat Danau Geneva, setelah membangun instalasi laser raksasa bergerak. Setelah 133 jam menembakkan sinar laser berintensitas tinggi, yang menciptakan partikel asam nitrat di udara, menghasilkan ikatan antarmolekul air dan menghasilkan tetes-tetes air. Meski belum benar-benar menurunkan hujan, tim ilmuwan optimistis bisa memanipulasi kondisi cuaca.
Ide mengubah dan mengontrol cuaca bukanlah gagasan baru. Pada 1946, Vincent Schaefer mengembangkan teknik mengumpan awan (cloud-seeding), yang masih digunakan sampai sekarang. Di China, pemerintahnya mengoperasikan sistem pengumpan awan terbesar di dunia untuk menciptakan hujan di wilayah-wilayah yang tandus, bahkan di Beijing. (dailymail)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar