Tampilkan postingan dengan label Catatan Kelas X 2011. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Catatan Kelas X 2011. Tampilkan semua postingan

Kamis, 06 Oktober 2011

Membuat Tanaman Bonsai

BAB I PENDAHULUAN

A. Tujuan

  • Dalam penyusunan karya ilmiah ini, tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai.
Adapun tujuannya adalah agar dapat:
  1. Mengetahui bagian – bagian tanaman yang dapat dibentuk menjadi bonsai
  2. Mengetahui tanaman bibit bonsai
  3. Mengetahui tanaman bakal bonsai dan bagaimana cara menanamnya
  4. Mengetahui bagaimana cara membuat tanaman bonsai
  5. Untuk memenuhi tugas mandiri mata pelajaran bahasa Indonesia

B. Latar Belakang

  • Menurut Rismunandar, (1993L tanpa halaman) menyatakan, “tanaman kerdil yang dipelihara di dalam pot yang beraneka ragam bentuk dan warnanya itu di Jepang diberi nama bonsai.”
  • Dai kutipan di atas menunjukan tentang pengertian bonsai, jadi bonsai adalah tanaman kerdil yang bentuknya menyerupai tanaman di alam bebas yang di tanam di pot yang beraneka ragam bentuknya dan warnanya atau sering juga disebut tanaman hias, itu karena bentuknya yang indah dan menarik dan biasa dipajang di halaman rumah sebagai Hiasan untuk menambah keindahan rumah, sehingga orang yang melihat akan merasa tertarik.
  • Pertama kalinya tanaman bonsai ini dikembangkan di Tiongkok pada abad ke XI, kemudian pada abad ke XV seni tanaman bonsai masuk ke Jepang, hingga seni tanaman kerdil ini disebut bonsai. Dengan keindahan dan keunikan dari tanaman bonsai ini akhirnya tanaman bonsai ini sampai merambah ke Amerika Serikat bahkan ke dunia Barat termasuk ke Indonesia bonsai ini banyak digemari dan diminati untuk bisa memiliki tanaman itu.
  • Dengan demikian untuk bisa memenuhi hasrat itu, maka bonsai dalam penyusunan karya ilmiah ini. Hal ini sengaja penulis sajikan agar menambah kreatifitas bagi yang berminat tanaman hias.

C. Metode

  • Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis menggunakan metode deskripsi dan pendekatan yang digunakan yaitu dengan pendekatan normative, dimana penulis menjelaskan dan memaparkan bagaimana cara membentuk tanaman menjadi tanaman bonsai dengan menggunakan literature yang ada

D. Sistematika Penulisan

  • Di samping karya ilmiah ini harus bersifat ilmiah, juga harus tersusun secara sistematis. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
  • Dalam sistematika penulisan karya ilmiah ini diawali dengan isi yang terdiri dari daftar isi, dilanjutkan dengan isi yang terdiri dari beberapa Bab yaitu Bab I, Bab II, dan Bab III, yakni rinciannya sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

  • Isi dari Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub Bab yaitu; tujuan, latar belakang, metode; sistematika penulisan, dan terakhir Kegunaan

Bab II Pembahasan

  • Pembahasan ini menguraikan materi tentang tanaman bonsai secara teoritis dimana dalam hal ini terdiri dari beberapa sub yaitu: bagian tanaman, sifat dan fungsinya, bibit bonsai, bakal bonsai dan cara menanamnya; dan tahap-tahap pembentukan bonsai.

Bab III Penutup

  • Dalam Bab III ini diisi dengan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran, dimana penulis setelah menguraikan materi tentang bonsai selanjutnya menyimpulkan dan memberikan saran sehingga karya ilmiah ini bisa bermanfaat.

E. Kegunaan

Manfaat dan kegunaan penyusunan karya ilmiah ini diharapkan bisa:

  1. Menumbuhkan minat seseorang untuk bisa memiliki bonsai
  2. Memberikan motivasi untuk bisa berkreasi dan kreatif
  3. Memberikan pengetahuan dan pengalaman bagaimana membentuk tanaman bonsai

BAB II

PEMBAHASAN

A. Bagian Tanaman, Sifat Dan Fungsinya

  • Bagi seorang yang baru ingin mengembangkan daya kreasinya membentuk bonsai, terlebih dahulu memerlukan bekal pengetahuan ala kadarnya tentang tumbuh-tumbuhan.
  • Membuat bonsai pada hakikatnya mempengaruhi bagian-bagian tanaman sedemikian rupa sehingga bisa tampil pertumbuhan yang dikehendaki pemiliknya.
  • Perlu diingat, bahwa tumbuh-tumbuhan sebagai makhluk yang hidup, walaupun bersifat pasif, tetap akan memberikan reaksi terhadap gangguan pada tubuhnya.

1. Organ-Organ Tanaman dan Sifatnya

  • Hingga saat ini tanaman yang dikerdilkan pada umumnya termasuk keluarga besar “Dicotyledon” atau tanaman yang bijinya berkeping dua, maka dari itu uraian tentang bagian-bagian tanaman di bawah ini khusus ditujukan terhadap tanaman yang berkeping dua.

Bagian-bagian tanaman dapat dibagi dalam dua bagian ialah:

  • Bagian vegetatif (organum nutritivum)
  • bagian generatif (organum reproductivum)

Untuk landasan membuat bonsai dibatasi pada penguraian bagian vegetatif saja, Karena bagian generatif kurang perannya dalam membentuk bonsai.

a. Bagian Vegetatif

Bagian vegetatif dapat dibagi dalam 2 (dua) bagian:

  1. Yang berada di atas tanah (batang pokok, dahan, ranting, daun) berada di dalam lingkungan yang penuh dengan udara dan lembap, serta sinar matahari dan suhu udara yang tidak konstan
  2. Bagian yang berada di dalam tanah, perakaran yang tumbuhnya ke bawah atau ke dalam tanah dan menghindari matahari.

Bagian ini terdiri dari:

  • Akar tunggang atau akar pokok yang tumbuhnya lurus ke bawah
  • Akar lateral, tumbuhnya mendatar, dan keluar dari dekat leher akar

b. Sifat dan fungsi bagian vegetatif

1. Batang pokok

  • Dapat meningkat tingginya, Karena diperlengkapi dengan titik tumbuh pucuknya. Dan dapat memperbesar lingkaran batangnya Karena diperlengkapi dengan jaringan khusus yang disebut kambium. Letak kambium di atas kayu, dan di bawah kulit.

2. Dahan

  • Tumbuh dari kuntum yang berada di ketiak daun pada batang pokok yang masih muda. Tumbuhnya bisa mendatar atau membentuk sudut kurang dari 90°. Dengan adanya dahan-dahan tersebut dibentuklah mahkota pohon yang konis, pyramidal, bulat telur, lonjong dan sebagainya.

3. Ranting

  • Tumbuh dari kuntum yang berada di ketiak daun dahan, dapat tumbuh ke arah yang beraneka ragam, namun rata-rata tumbuh ke luar arah dahan. Pertumbuhan ranting dapat dihentikan dengan reaksi membentuk ranting-ranting baru.

4. Kuntum

  • Kuntum dapat berada di titik tumbuh, ketiak daun dan ada pula yang terpendam (tidak nampak) yang setiap waktu dapat tumbuh sebagai ranting atau dahan baru.

5. Akar

  • Akar sifatnya menghindari sinar matahari, sifat ini disebut “negatif phototropis”. Pertumbuhan akar tidak kaku, yang berarti dapat menyesuaikan diri dengan ruang lingkup di mana mereka berada, misalnya akar tunggang menjadi lateral bila tumbuhnya terhalang oleh suatu benda yang tidak bisa ditembus, akan berubah arahnya. Sebagai contoh akar tanaman di dalam pot atau keranjang akan melingkar-lingkar bilamana sudah tua umurnya.

2. Fungsi Bagian Tanaman

  • Organ-organ tanaman yang berada di atas tanah, tidak dapat dipisahkan dari organ-organ yang berada di dalam tanah.
  • Dampak pertumbuhan perakaran, nampak pula pada pertumbuhan batang pokok dahan dan sebagainya.

a. Daun merupakan pabrik untuk menghasilkan zat karbohidrat, protein dan lemak. Ketiga zat ini dibentuk melalui proses fotosintesa.

Sarana dari proses tersebut adalah:

  • Hijau daun yang sehat
  • Sinar matahari
  • Udara yang mengandung zat asam arang (CO2)
  • Air

b. Fungsi akar

  • Fungsi akar yang utama adalah untuk menyerap zat-zat mineral yang larut di dalam air atau dari tanah. Zat-zat mineral ini pada umumnya diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
  • Air yang diserap bersama zat mineral, diperlukan untuk berlangsungnya fotosintesa. Tanpa air atau kekurangan air tanaman akan nampak layu, terutama yang diserang terlebih dahulu bagian-bagian yang masih relatif muda.

B. Bibit Bonsai

Bibit untuk bonsai atau bakal bonsai dapat diperoleh dari:

  • Biji yang khusus disemaikan atau dari semai yang ada di alam bebas
  • Setekan atau cangkokan, yang pembuatannya memerlukan sedikit keterampilan
  • Okulasi
  • Bongkah-bongkah tanaman yang masih bertunas dan masih nampak bertahan untuk hidup

1. Semai Bakal Bonsai

  • Untuk mendapatkan bibit melalui penyemaian sendiri, akan memakan waktu cukup lama. Menyemaikan biji hingga dapat di tanam dalam pot banyak liku-likunya, sehingga dapat menghabiskan semangat untuk memulai mengayunkan langkah membentuk bonsai.
  • Pesemaian bibit bonsai lebih baik diserahkan saja kepada perusahaan bibit (bonsai) yang sekaligus berkecimpung dalam pembikinan bonsai untuk di jual.

2. Setek, Cangkok Dan Okulasi

  • Menyetek, mencangkok dan membuat okulasi merupakan seni tersendiri. Menyetek dan mencangkok dapat menghasilkan tanaman baru dalam jangka waktu yang relatif singkat (1-2 bulan). Sedangkan membuat okulasi bisa membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun.

a. Menyetek

Sebelum mempraktekan teknis menyetek tanaman, perlu disadari bahwa setiap jenis tanaman dapat dengan mudah disetek.

Dikenal 3 jenis setek, yaitu:

  1. Setek lunak dan setengah lunak
  2. Setek keras
  3. Setek daun

b. Cangkok

  • Untuk mencangkok, dipilihlah dahan minimal sebesar pensil atau ibu jari, dan kulitnya mudah dikelupas (tidak lengket).

Teknik mencangkok

  1. Kupas kulit dahan selebar 3-5 cm
  2. Buang lendirnya dengan mengerok atau melap dengan kain yang kering
  3. Biarkan 3-4 hari
  4. Kemudian tutup lukanya dengan mos yang dibasahi atau campuran antara tanah dan remah dengan kompos yang tua dengan perbandingan 1:1
  5. Balut mos atau tanah dengan lembaran plastik, dan ikat baik-baik di bagian atas dan bawah
  6. Dengan jarum lembaran plastik dilubangi agar sirkulasi udara dapat berlangsung.

c. Membikin Okulasi

  • Bagi yang telah biasa menanam satu jenis pohon misalnya buah-buahan dalam bentuk okulasi untuk dijadikan bonsai, tidak merupakan suatu problem yang pelit. Tapi tidak demikian halnya bagi seorang pendatang baru, yang ingin menyibukkan diri dalam seni bonsai dan harus didahului dengan membikin ekolusi sendiri.

Bibit ekolusi terdiri dari 2 (dua) bagian ialah :

  • Batang bawah (onderstam)
  • Batang atas (entrijs)

Langkah-langkah dalam perokulasian:

  1. Batang pokok bersihkan 15 cm di atas tanah
  2. Sayat kulit 10 cm dari atas tanah selebar 8 mm, dengan membikin keratan di bagian atas dan kanan kiri menurun ± 4 cm panjang
  3. Tarik kulit ke bawah, sehingga merupakan lidah, kemudian potong separuhnya
  4. Sayat mata dari dahan entrijs, dengan kayunya sedikit dari bawah ke atas, panjang ± 4 cm di atas mata yang merata, sehingga pas betul menempel pada keratan pohon pokok
  5. Angket kayu perlahan-lahan tanpa merusak matanya
  6. Kulit yang bermata, masukkan antara kayu dan kulit lidah batang pokok, yang telah dibuka, dan tempelkan kembali, usahakan matanya tidak tertutup
  7. Balut dengan tali raffia yang erat

C. Bakal Bonsai Dan Cara Menanamnya

Prinsip-prinsip menanam bonsai ini ialah:

  • Pot dibikin dari tanah bakar, porselin atau plastik
  • Air di dalam pot yang berlebih harus dapat mengalir keluar dengan sendirinya
  • Jenis tanahnya adalah tanah yang tidak mudah padat atau plastik (liat/lengket)
  • Tanah di dalam pot harus yang cerul, sehingga banyak mengandung udara bersih
  • Daya serap tanahnya terhadap air baik, sehingga dapat mempertahankan kelembapannya.

1. Pot dan isinya

Pot merupakan sarana dalam kreasi bonsai yang tidak kalah penting dengan bonsai sendiri. Dengan bonsai, pot merupakan rangkaian yang harus harmonis, yang serasi dan atraktif dengan kata lain berukuran seimbang dengan bentuk bonsainya.

  • Pot bonsai dapat berbentuk: bulat, oval, segi lima, segi panjang dan sebagainya
  • Ukurannya : besar, sedang, kecil hingga kecil sekali, tinggi hingga rendah seperti talam
  • Warnanya : beraneka ragam
  • Lubang pembuangan air : Selain pot berbentuk baki, semua pot bonsai diperlengkapi dengan satu atau lebih lubang pembuangan air, yang ditutup dengan gas plastik atau yang lain

Pada umumnya jenis tanaman tertentu membutuhkan campuran tanah yang khas bagi mereka. Resep umum medium untuk tanaman yang berdaun lebar (Beringin, getahperca, sawo, dan sebagainya) adalah:

  • 50 % tanah liat sedang
  • 20 % pasir dan
  • 30 % kompos

2. Mengisi Pot

  • Mengisi pot untuk tanaman bonsai merupakan duplikasi dari keadaan yang sebenarnya di alam bebas. Lapisan paling atasnya atau topsil, tebalnya tidak lebih dari 35 cm bersifat cerul, penuh dengan humus, dan subur.
  • Lapisan kedua masih lunak, masih dapat menyalurkan air ke bawah menjadi air tanah. Lapisan ketiga bisa berbentuk lapisan tanah yang banyak batu-batuan berukuran beraneka ragam dan akhirnya lapisan paling bawah adalah lapisan induk batu yang kedap air.
  • Kesuburan dan tinggi rendahnya pertumbuhan tanaman tahunan tergantung pada tebal tipisnya lapisan kedua dan ketiga. Bila lapisan kedua dan ketiga bercadas, pertumbuhan akar tunggangnya terhalang. Tanah yang tidak dalam dan bercadas dalam musim kemarau banyak mengalami kekurangan air. Akibatnya ialah tanaman tahun yang tumbuh di atasnya tidak akan normal, alias pendek.

3. Pengamanan Isi Pot

Batu kerikil, pasir dan tanah bisa mengandung serangga tanah yang membahayakan tanaman bonsai, terutama cacing dan nematoda. Cacing tanah atau cacing hujan walaupun tidak akan merusak akar namun tetap saja dapat merisaukan. Selain serangga, jenis-jenis penyakit yang dapat mengakibatkan pembusukan pun bisa berada di dalam tanah maupun pasir. Biji-biji rerumputan dan sebaginya terdapat pula di pasir.

4. Cara Menanami Bonsai

Bakal bonsai dapat diperoleh melalui beberapa cara ialah:

- Membibitkan sendiri melalui penyemaian

- Membeli dari penjual bibit di pinggir jalan atau kebun bibit

- Mencari di luar halaman atau di alam bebas

5. Pemeliharaan Setelah Tanam

Setelah penanaman selesai, siram bakal bonsai dan tanahnya dengan mempergunakan spayer yang halus. Air penyiraman harus bersih dan tidak berlumpur dan nentral (tawar). Hentikan penyiraman jika air sudah berkelebihan dan mengalir ke luar melalui lubang air. Bila air nampak mengenang dan tidak mau keluar lubang air, ini merupakan pertanda bahwa lubang air tersumbat. Malapetaka kecil ini dapat diatasi dengan alat pengungkit.

Untuk menghindari permukaan tanah di dalam pot cepat mengering. Dapat ditutup dengan mos kering sebagai mulsa atau lumut hijau bilamana ada. Namun yang lebih praktis adalah dibungkus dengan lembaran plastik. Batu kerikil kecil-kecil dapat berfungsi juga sebagai mulsa.

Tempatkan kemudian bakal bonsai di tempat yang teduh, tidak banyak angin dan bebas dari gangguan anak-anak atau hewan kesayangan.

Untuk mempercepat tumbuhnya kembali (recovering) bakal bonsai dapat diusahakan dengan menutup seluruh tanaman dengan kantung plastik transparan.

D. Tahap-Tahap Pembentukan Bonsai

Membentuk tanaman kerdil alias bonsai pada hakikatnya ialah membuat duplikat dari bentuk-bentuk pohon-pohonan di alam bebas. Skala duplikasi ini bisa kecil, sedang, hingga cukup besar namun tetap di bawah ukuran yang normal.

Bentuk bonsai dapat menggambarkan sejenis pohon yang bertahan terhadap keganasan alam, misalnya angin yang keras, badai laut di pinggir pantai yang berlaut-laut. Pohon nampak porak-poranda namun tetap survive.

Bonsai dapat menampilkan bentuk mahkota pohon indah secara individual, namun dapat pula berbentuk kebun mini. Kebun mini ini dapat berbentuk rata, namun dapat pula berbentuk puncak gunung dengan beberapa tanaman kerdil. Puncak gunung dapat nampak hijau karena tertutup mos atau berbentuk batu-batu karang yang menampilkan bentuk tanah yang kritis.

1. Tahap Pertama, Membentuk Kerangka Dasar

Bakal bonsai yang sudah siap untuk diberi kerangka dasar adalah yang sudah benar-benar sehat kembali, setelah mengalami pemindahan. Batang Pokoknya praktis sudah tidak tergoyahkan lagi dan sudah cukup mencapai ketinggian yang diperlukan pada akhirnya untuk dibentuk.

Kerangka dasar sementara sudah dimulai pada waktu memindahkan tanaman ke dalam pot bonsai. Sebelum membentuk kerangka dasar, rencanakan terlebih dahulu masak-masak bentuk bonsai yang dikhayalkan, dan bagaimana kira-kira bentuk bonsai pada akhirnya nanti.

Kerangka dasar ini terdiri dari rangkaian batang pokok dan beberapa dahan

Dahan-dahan yang dianggap berlebihan dipangkas dengan gunting pemangkas sedemikian rupa, sehingga habis pangkalnya. Tepatnya, luka bekas dahan nampak rata dengan permukaan kulit batang pokok.

Batang Pokok

Batang pokok dapat diatur sikapnya menjadi:

- Tegak lurus dengan dahan membentuk mahkota yang sistematis atau asimatris

- Berliku-liku namun menjulang ke atas

- Miring hingga menggelantung

- Berbatang pokok lebih dari satu yang tumbuh dekat leher akar atau lebih tinggi dan sebagainya.

2. Tahap Kedua Merubah Arah Dan Bentuk

Merubah bentuk dan arah tumbuhnya batang pokok dan dahan-dahan merupakan suatu paksaan dan memakan waktu hingga bentuk dan arah yang dikehendaki tercapai.

Untuk keperluan tersebut diperlukan sarana untuk memudahkan pelaksanaannya sebagai berikut:

- Kawat kuningan dari beberapa ukuran diameternya

- Tali raffia

- Tang untuk memotong kawat

- Gunting pemangkas

- Gunting biasa

- Pisau kecil yang tajam

- Tang yang runcing ujungnya

- Cellotape

E. Penyempurnaan Bentuk Bonsai

Tidak semua jenis tanaman dapat dikerdilkan. Misalnya tanaman advokat yang berdaun lebar dan panjang tidak. Mungkin memenuhi persyaratan agar daunnya bisa mengecil. Tanaman yang dapat memenuhi persyaratan untuk dikerdilkan adalah tanaman yang mempunyai daun berukuran kecil, misalnya Beringin, jeruk kingki (Triphasi aurantium), jenis-jenis coniper (cemara, pinus dll), delima (punika granatum), lo (ficus glomerata) dan sebagainya. Di samping berukuran kecil hendaknya mempunyai sifat mudah rontok.

Penyempurnaan bonsai kini letaknya untuk menyusun ranting-ranting dengan daunnya yang cukup lebat, namun seimbang dengan bentuk dan ukuran bonsai keseluruhannya.

Batang pokok dan dahan harus nampak tumbuh kuat, dan menghasilkan ranting-ranting dan daun yang sehat. Walaupun bagaikan suburnya pertumbuhan daun namun dalam peryempurnaan bentuk bonsai, batang pokok dan dahan harus nampak jelas tidak tertutup. kedua-duanya merupakan kerangka dasar, dan sebagai dasar yang harus tetap menonjol.

Langkah-langkah penyempurnaan ini dalam hakikatnya sangat mengasyikan pemiliknya. Setiap waktu yang senggang sering dimanfaatkan untuk meneliti pohon kerdil kesayangannya. Langkah-langkah penyempurnaan ini terdiri dari.

- Pemangkasan

- Pengetipan/pengurangan kuntum ranting maupun dahan

- Jika perlu menambah lakukan dan sebaginya.

1. Pengendalian pertumbuhan

Setiap orang mengetahui, bahwa tanaman khususnya yang berbentuk pohon, bila dibiarkan sekehendak hatinya, akan berbentuk pohon, bila dibiarkan sekehendak hatinya, akan meningkat tingginya dan akan melebar mahkotanya.

Setiap bagian yang dilengkungkan, sebagai reaksinya ialah mengeluarkan kuntum baru yang dapat menjadikan dahan maupun ranting mengakibatkan kuntum di bawah titik tumbuh yang semula pasif (tidur) akan aktif dan tumbuh.

Pengendalian pertumbuhan tersebut dilaksanakan melalui pemangkasan dan pengetipan / Pemetikan titik tumbuh

Dengan pemangkasan dibuangnya:

- Cabang/ dahan yang tumbuhnya di luar rencana akibat dari lengkungan atau yang tumbuh dari kuntum adventif

- Ranting-ranting yang tumbuhnya saling tindih yang tampil kurang sedap

- Ranting-ranting yang tumbuh ke arah bawah atau ke arah batang pokok

- Ranting-ranting yang lemah pertumbuhannya

2. Cara dan Waktu Pemangkasan

Memotong dahan atau ranting, dilakukan sebagai berikut:

- Potong sedekat mungkin dengan kuntum yang nampak sehat

- Bila ingin membentuk ranting baru, potong sedekat mungkin dengan ranting yang tumbuhnya sehat

- Bila memangkas cabang, Potonglah sedemikian rupa hingga lukanya rata dengan permukaan pangkal tumbuhnya. Tutup lukanya yang besar dengan paraffin.

3. Melilit Dahan Dengan Kawat

Melilit dahan-dahan yang memanjang karena pertumbuhannya masih dapat dilaksanakan. Tindakan ini dilakukan selama pertumbuhan baru, masih memungkinkan tanpa mengganggu bentuk dan penampilan bonsai selanjutnya

Langkah-langkah dalam penyempurnaan bonsai nampaknya sederhana. Tapi hasil yang cukup mengesankan baru dapat dicapai setelah beberapa tahun, ada yang tiga ada yang lima tahun lebih.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis mengadakan pengkajian secara normative pada Bab II, maka penulis menyimpulkan, yaitu:

1. Bonsai adalah tanaman kerdil yang dipelihara di dalam pot yang beraneka ragam bentuknya dan warnanya.

2. Bagian-bagian tanaman yang dapat dibentuk menjadi bonsai adalah, batang pokok, dahan ranting dan akar.

3. Bibit atau benih yang dapat dijadikan bakal bonsai dapat dihasilkan melalui penyemaian biji, setekan, cangkokan, okulasi dan langkah-langkah tanaman yang masih bertunas.

4. Adapun prinsip atau cara menanam bonsai adalah:

Pot dibuat dari tanah bakaran, porslen atau plastik.

Air di dalam pot harus dapat mengalir jika berlebih.

Jenis tanahnya harus yang tidak mudah padat.

Tanah di dalam pot harus cerul, sehingga banyak mengandung udara bersih.

Daya serap tanah terhadap air baik.

5. Membentuk tanaman bonsai ialah membuat duplikat dari bentuk pohon-pohonan di alam bebas. Skala duplikat ini bisa kecil, sedang, hingga cukup besar namun tetap dibawah ukuran.

B. Saran

Agar dalam penyusunan karya ilmiah ini bisa memberikan manfaat yang besar maka penulis menyarankan:

1. Belajar mengkerdilkan pohon tidak akan selancar yang diharapkan, kegagalan pasti akan dialaminya. Dengan demikian hendaknya bagi para pemula untuk memiliki kesabaran yang tinggi Jadikanlah kegagalan sebagai ujian untuk mengulang lagi lebih baik lagi.

2. Bagi yang memiliki tanaman bonsai, hendaknya memeliharanya dengan baik, karena membentuk tanaman kerdil dan memeliharanya hingga beberapa ratus tahun lamanya, merupakan suatu kesenian tersedirinya.

DAFTAR ISI

JUDUL KARANGAN

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG 02

METODE 03

PERALATAN DAN BAHAN 05

KEGIATAN PENELITIAN 05

HASIL EKSPERIMEN DAN PEMBAHASAN 06

KESIMPULAN 09

DAFTAR PUSTAKA 10

Methode Ilmiah

  • Mata Pelajaran : Biologi
  • Kelas/Semester : X (Sepuluh)/ 1
  • Pertemuan : 1
  • Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran
  • Standar Kompetensi : Memahami Methode ilmiah sebagai sikap dasar

Indikator

  • Menarik kesimpulan ruang lingkup biologi berdasarkan aplikasi methode ilmiah
  • Menentukan objek, permasalahan, dan yang akan diselesaikan dengan aplikasi methode ilmiah
  • Membuat makalah tentang riset kecil aplikasi methode ilmiah
  • Metode Pembelajaran
  1. Pengamatan
  2. Diskusi
  3. Penugasan


METHODE ILMIAH

Biologi merupakan cabang sains yang mempelajari berbagai permasalahan makhluk hidup, dan untuk mempelajari melalui proses dan sikap ilmiah ini sebagai konsekuensi biologi. Dengan menggunakan proses dan sikap ilmiah akan memperoleh produk ilmiah. Dalam mempelajari sains terdiri dari 3 komponen yaitu :

  1. Sikap ilmiah Merupakan sikap yang harus dimiliki untuk berlaku obbyektif dan jujur saat mengumpulkan dan menganalisa data.
  2. Proses ilmiah Merupakan perangkat ketrampilan kompleks yang digunakan dalam melakukan kerja ilmiah.
Dari gambaran informasi diatas proses ilmiah yang di tentukan dengan melakukan pendekatan ketrampilain proses dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
Ketrampilan proses meliputi:
  1. Mengobservasi Mencari gambaran atau informasi tentang objek penelitian melalui indera. Dalam biologi hasil observasi seringkali dibuat dalam bentuk gambar (misal gambar dunia dll), bagan (missal bagan siklus hidup kupu-kupu), tabel (misal tabel pertumbuhan penduduk suatu wilayah), grafik (misal grafik hubungan antara tabel pertumbuhan kecambah), penentuan variabel , deskripasi antar variabel.
  2. Menggolongkan Untuk mempermudah dalam mengidentifikasi suatu permasalahan.
  3. Menafsirkan Memberikan arti sesuatu fenomena/kejadian berdasarkan atas kejadian lainnya.
  4. Mempraktikkan/meramalkan Memperkirakan kejadian berdasarkan kejadian sebelumnya serta hukum-hukum yang berlaku. Prakiraan dibedakan menjadi dua macam yaitu prakiraan intrapolasi yaitu prakiraan berdasarkan pada data yang telah terjadi; kedua prakiraan ekstrapolasi yaitu prakiraan berdasarkan logika di luar data yang terjadi.
  5. Mengajukan pertanyaan Berupa pertanyaan bagaimana, karena pertanyaan ini menuntut jawaban yang diperoleh dengan proses.
Langkah sistematis dalam proses ilmiah/metode ilmiah meliputi:
  1. merumuskan masalah
  2. menyusun kerangka berfikir
  3. merumuskan hypothesis
  4. melakukan experimen
  5. analisis data
  6. menarik kesimpulan
  7. publikasi
1) Merumuskan masalah
  • Ada tiga cara dalam merumuskan permasalahan yaitu:
  1. Apakah variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat objek eksperimen?
  2. Bagaimana pengeruh variabel bebas terhadap variabel terikat objek eksperimen?
  3. Apakah ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat objek eksperimen
2) Menyusun kerangka berfikir
  • Kerangka berfikir dicari melalui kepustakaan atau fakta empiris.
3) Merumuskan hipotesis
  • Hipotesis merupakan suatu dugaan yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah sebelum dibuktikan. Ada 2 macam hipotesis dalam eksperimen, yaitu:
  1. Hipotesis nol (H0) : tidak ada pengnaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
  2. Hipotesis alternatif (H1) : ada pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat
4) Melakukan eksperimen
  • Untuk mendukung atau menyangkal hipotesa itu perlu dibuktikan melalui eksperimen. Dalam melakukan eksperimen melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
  1. Taraf perlakuan
  2. Pengendalian faktor lain
  3. Ulangan
  4. Pengukuran
5) Analisis data
  • Analisa data dapat menggunakan statistik atau secara deskriptif.
6) Menarik kesimpulan
  • Ada dua kemungkinan dalam kesimpulan yaitu hipotesis diterima (dugaan sementara sesuai dengan eksperimen) atau ditolak (dugaan sementara tidak sesuai dengan eksperimen).
7) Publikasi
  • Hasil penelitian di publikasikan ke kalayak melalui jurnal penelitian, seminar atau lewat internet.

CONTOH PENULISAN ILMIAH

JUDUL : Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan kacang tanah * Arachis hypogaea

Hakikat Ilmu Biologi

Mata Pelajaran : Biologi
  • Kelas/Semester : X (Sepuluh)/ 1
  • Pertemuan : 1
  • Alokasi Waktu : 1 jam pelajaran
  • Standar Kompetensi :
  1. Memahami hakikat Biologi sebagai ilmu
  • Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi ruang lingkup Biolog
Indikator
  • Mendeskripsikan karakteristik Biologi sebagai ilmu
  • Menyimpulkan ciri-ciri makhluk hidup
  • Menentukan objek, permasalahan, dan tingkat organisasi kehidupan dari contoh cabang ilmu biologi
  • Membuat makalah tentang struktur keilmuan, perkembangan, dan prospek salah satu cabang ilmu biologi
Materi Ajar
  • Pengertian Biologi sebagai ilmu
  • Ciri-ciri makhluk hidup
Metode Pembelajaran
  • Pengamatan-diskusi
Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan awal (5 menit)
  • Guru menanyakan kepada siswa beberapa benda yang biasa di jumpai oleh siswa.
  • Siswa diminta mengidentifikasi benda yang termasuk makhluk hidup dan benda mati.
  • Guru menanyakan beberapa objek, tingkat organisasi. dan permasalahan pada beberapa cabang ilmu biologi yang sudah berhasil diidentifikasi siswa.
Kegiatan inti (30 menit)
  • Guru mendiskusikan beberapa cabang ilmu biologi beserta perkembangan ilmu dan prospeknya di masa depan.
  • Guru menanyakan alasan benda-benda tertentu dianggap sebagai makhluk hidup.
  • Siswa mengidentifikasi berbagai ciri/sifat makhluk hidup yang dapat teramati.
  • Guru menambahkan beberapa ciri yang tidak dapat teramati.
Kegiatan akhir (10 menit)
  • Guru menugaskan siswa untuk mengumpulkan informasi dan membuat makalah tentang satu cabang ilmu biologi, perkembangan, dan prospeknya di masa depan.
  • Guru bersama siswa menyimpulkan ciri-ciri makhluk hidup sebagai objek biologi
Alat/Bahan/Sumber
  • Buku Kerja
  • Buku Biologi Kelas X
  • Berbagai makhluk hidup dan benda mati yang ada di sekitar sekolah
  • Informasi tentang berbagai cabang ilmu biologi dari berbagai sumber, misalnya, koran, majalah, jurnal, buku sumber, dan internet
Biologi memiliki cabang ilmu yang spesifik dan objek kajian yang semakin khusus untuk memudahkan cara pembelajarannya, mengingat pada umumnya seseorang hanya mampu mendalami salah satu cabang ilmu. Cabang cabang Biologi tersebut antara lain:
  1. Anatomi : Ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian struktur tubuh dalam makhluk hidup
  2. Agronomi : Ilmu yang mempelajari tentang tanaman budidaya
  3. Andrologi : Ilmu yang mempelajari tentang macam hormon dan kelainan reproduksi pria
  4. Algologi : Ilmu yang mempelajari tentang alga/ganggang
  5. Botani : ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan
  6. Bakteriologi : Ilmu yang mempelajari tentang bakteri
  7. Biologi molekuler : Ilmu yang mempelajari tentang kajian biologi pada tingkat molekul
  8. Bioteknologi : Ilmu yang mempelajari tentang penggunaan penerapan proses biologi secara terpadu yang meliputi prosesbiokimia, mikrobiologi, rekayasa kimia untuk bahan pangan dan peningkatan kesejahteraan manusia.
  9. Bryologi, ilmu yang mempelajari tentang lumut
  10. Kardiologi, ilmu yang mempelajari tentang jantung dan pembuluh darah
  11. Dendrologi, ilmu yang mempelajari tentang pohon maupun tumbuhan berkayu lainnya, seperti liana
  12. Ekologi : Ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan
  13. Embriologi : Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan embrio
  14. Entomologi : Ilmu yang mempelajari tentang serangga
  15. Enzimologi : ilmu yang mempelajari tentang enzim
  16. Evolusi : Ilmu yang mempelajari tentang perubahan struktur tubuhmakhluk hidup secara perlahan-lahan dalam waktu yang lama
  17. Epidemiologi : Ilmu yang mempelajari tentang penularan penyakit
  18. Eugenetika : Ilmu yang mempelajari tentang hukum pewarisan sifat
  19. Endokrinologi : Ilmu yang mempelajari tentang hormon
  20. Enzimologi : Ilmu yang mempelajari tentang enzimFisiologi : Ilmu yang mempelajari tentang faal (fungsi kerja) organ tubuh
  21. Fisiologi, Ilmu yang mempelajari tentang faal/fungsi kerja tubuh
  22. Fisioterapi : Ilmu yang mempelajari tentang pengobatan terhadappenderita yang mengalami kelumpuhan atau gangguan otot
  23. Farmakologi : Ilmu yang mempelajari tentang obat-obatanGenetika : Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat
  24. Genetika, ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat
  25. Histologi : Ilmu yang mempelajari tentang jaringan
  26. Higiene : Ilmu yang mempelajari tentang pemeliharaan kesehatan makhluk hidup
  27. Harpetologi, ilmu yang mempelajari reptilia/ular
  28. Imunologi : Ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan (imun) tubuh
  29. Ichtiologi : Ilmu yang mempelajari tentang ikan
  30. Karsinologi : Ilmu yang mempelajari tentang crustacea
  31. Klimatologi : Ilmu yang mempelajari tentang iklim
  32. Limnologi : Ilmu yang mempelajari tentang perairan mengalir
  33. Mamologi, ilmu yang mempelajari tentang mammalia
  34. Mikologi, ilmu yang mempelajari tentang jamur
  35. Mikrobiologi : Ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme
  36. Malakologi : Ilmu yang mempelajari tentang moluska
  37. Morfologi : Ilmu yang mempelajari tentang bentuk atau ciri luarorganisme
  38. Mikologi : Ilmu yang mempelajari tentang jamur
  39. Neurologi, Ilmu yang menangani penyimpangan pada sistem saraf
  40. Nematologi, ilmu yang mempelajari tentang nematoda
  41. Organologi : Ilmu yang mempelajari tentang organ
  42. Onkologi, ilmu yang mempelajari tentang kanker dan cara pencegahannya
  43. Onthogeni : Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhluk hidup dari zigot menjadi dewasa
  44. Ornitologi : Ilmu yang mempelajari tentang burung
  45. Phylogeni : Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhlukhidup
  46. Patologi : Ilmu yang mempelajari tentang penyakit dan pengaruh-nya bagi manusia
  47. Palaentologi : Ilmu yang mempelajari tentang fosil
  48. Paleobotani, ilmu yang mempelajari tumbuhan masa lampau
  49. Paleozoologi, ilmu yang mempelajari tentang hewan purba
  50. Parasitologi : Ilmu yang mempelajari tentang makhluk parasit
  51. Protozoologi : Ilmu yang mempelajari tentang Protozoa
  52. Primatologi, ilmu yang mempelajari tentang primata
  53. Pulmonologi, ilmu yang mempelajari tentang paru-paru
  54. Radiologi, ilmu untuk melihat bagian dalam tubuh manusia menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik
  55. Rekayasa Genetika, ilmu yang mempelajari tentang manipulasi sifat genetic
  56. Sanitasi : Ilmu yang mempelajari tentang kesehatan lingkungan
  57. Sitologi : Ilmu yang mempelajari tentang sel
  58. Taksonomi : Ilmu yang mempelajari tentang penggolongan makhluk hidup
  59. Teratologi : Ilmu yang mempelajari tentang cacat janin dalam kandungan
  60. Virologi : Ilmu yang mempelajari tentang virus
DARI URAIAN DIATAS
  • Biologi ternyata secara detail mempunyai begitu banyak cabang ilmu yang semua itu ditujukkan agar lebih rinci penguasaan pada bidang nya. untuk memahami kenapa bisa muncul sedemikian banyaknya cabang ilmu diatas dapat dianalisa dari kajian Obyek biologi yang melatar belakangi.
  • Biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bio yang berarti hidup dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Dengan demikian, biologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang hidup dan kehidupan. Objek dari biologi adalah semua makhluk hidup, mulai dari tingkat atom,molekul, sel, jaringan, organ, individu, populasi, ekosistem, sampai bioma.
  • Pada tingkat molekul, biologi mempelajari berbagai macam struktur dan ciri molekul yang berperan dalam reaksi penyusunan dan pembongkaran. Molekul-molekul tersebut saling berhubungan dalam membentuk sel. Sel bergabung menyusun jaringan dan beberapa jaringan menyusun organ. Sistem organ bergabung menyusun tubuh makhluk hidup (individu).
  • Setiap individu saling berhubungan membentuk sekumpulan individu sejenis yang disebut populasi. Sekumpulan populasi yang saling berhubungan satu dengan yang lain akan membentuk komunitas.Komunitas dengan lingkungan abiotik menyusun ekosistem. Gabungan berbagai ekosistem akan membentuk bioma. Hubungan antarbioma di permukaan bumi akan membentuk biosfer.
Menurut Biological Science Curriculum Study (BSCS), biologi memiliki objek berupa kingdom (kerajaan), yaitu :
  1. Monera
  2. Protista
  3. Fungi
  4. Plantae
  5. Animalia (hewan),

Dari banyaknya materi biologi yang sepertinya akan dipelajari nanti , maka alangkah baiknya sedikit demi sedikit dipahami terlebih dahulu istilah / dasar materi biologi yang lazim dipakai yang setiap kali muncul di berbagai tulisan. Silahkan dibaca dan dipahami baru dihafal dan dimengeri hehehe


  1. Uniseluler ialah makhluk hidup bersel satu dan tidak dapat dilihat secara langsung. Kita dapat melihatnya dengan mikroskop. Fungsi kehidupan dilakukan oleh bagian-bagian penyusun sel itu sendiri.
  2. Multiseluler ialah makhluk hidup bersel banyak, dapat dilihat secara langsung tanpa bantuan mikroskop, dan tubuhnya sudah mengalami pembagian tugas yang baik.
  3. Eukariotik ialah makhluk hidup yang memiliki membran inti sel sehingga inti sel tidak bercampur dengan sitoplasma (cairan sel).
  4. Prokariotik ialah makhluk hidup yang belum memiliki membran inti sel sehingga bahan-bahan inti sel bercampur dengan sitoplasma.
  5. Heterotrof ialah makhluk hidup yang mengambil bahan organik dari makhluk hidup lain dan tidak dapat membentuk bahan organik sendiri.
  6. Autotrof ialah makhluk hidup yang dapat menyediakan bahan organik sendiri melalui proses fotosintesis. Makhluk hidup ini dicirikan dengan adanya klorofil atau kemampuan menguraikan bahan-bahan kimia sebagai energi dalam pembentukan bahan organik.

Biologi sebagai bagiaan dari Ilmu pengetahuan merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori yang dibentuk melalui serangkaian kegiatan ilmiah. Suatu pengetahuan dapat disebut sebagai ilmu apabila memenuhi syarat atau ciri-ciri sebagai berikut.
  1. Memiliki Obyek Kajian Suatu ilmu harus memiliki objek kajian, contoh ilmu matematika memiliki objek kajian berupa angka-angka, ilmu kimia memiliki objek kajian berupa zat-zat beserta sifatnya.
  2. Memiliki Metode Pengembangan ilmu pengetahuan tidak dapat dilakukan secara asal-asalan,tetapi menggunakan cara atau metode tertentu. Metode yang digunakan itu bersifat baku dan dapat dilakukan oleh siapapun.
  3. Bersifat Sistematis Dalam biologi, jika kita akan mempelajari tentang sel, maka materi yang dipelajari perlu mendapat dukungan materi lain, misalnya tentang jaringan, organ, sistem organ, dan individu. Demikian pula sebaliknya, sehingga pengetahuan-pengetahuan itu tidak bertolak belakang. Ilmu pengetahuan bersifat sistematis adalah bahwa sebuah pengetahuan harus memiliki hubungan ketergantungan dan teratur, tidak boleh ada unsur-unsur yang saling bertolak belakang.
  4. BersifatUniversal Kebenaran ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh ilmu harus berlaku secara umum.
  5. Bersifat Obyektif Sebuah ilmu pengetahuan harus menggambarkan keadaan secara apa adanya, yaitu mengandung data dan pernyataan yang sebenarnya (bersifat jujur), bebas dari prasangka, kepentingan, atau kesukaan pribadi.
  6. BersifatAnalisis Kajian suatu ilmu pengetahuan dapat terbagi-bagi menjadi bagian yang lebih rinci guna memahami berbagai hubungan, sifat, serta peranan dari bagian-bagian tersebut.
  7. Bersifat Verifikatif Suatu ilmu mengarah pada tercapainya suatu kebenaran. Misalnya, teori tentang Generatio Spontanea, menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang sudah diyakini kebenarannya, tetapi akhirnya teori itu digugurkan dengan teori Biogenesis, menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga. Akhirnya teori ini diyakini kebenarannya sampai sekarang.